Wednesday, 20 November 2013

Inspiration for physic

Didalam ujian Fisika di Universitas Copenhagen seorang dosen penguji mengajukan pertanyaan kepada salah seorang mahasiswanya :

"Jelaskan bagaimana mengukur tinggi suatu bangunan pencakar langit dengan menggunakan sebuah barometer."

Mahasiswa tersebut menjawab: "Ikatlah leher barometer itu dengan seutas tali panjang, lalu turunkan barometer dari pucuk pencakar langit sampai menyentuh tanah. Panjang tali ditambah panjang barometer akan sama dengan tinggi pencakar langit."

Jawaban yang luar biasa "orisinil" ini membuat dosen penguji begitu geram. Akibatnya si mahasiswa langsung tidak diluluskan.

Si mahasiswa naik banding, karena menurutnya kebenaran atas jawaban itu tidak bisa disangkal. Kemudian universitas menunjuk seorang arbiter yang independen untuk memutuskan kasus itu. Arbiter menyatakan bahwa jawaban itu memang benar dan tidak bisa disangkal, hanya saja tidak memperlihatkan secuil pun pengetahuan mengenai ilmu fisika.

Untuk mengatasi permasalahan itu, disepakati untuk memanggil si mahasiswa, dan memberinya waktu enam menit untuk memberikan jawaban verbal yang menunjukkan latar belakang pengetahuannya mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu fisika. Selama lima menit, si mahasiswa duduk tepekur, dahinya berkerut. Arbiter mengingatkan bahwa waktu sudah hampir habis.

Mahasiswa itu menjawab bahwa ia sudah memiliki berbagai jawaban yang sangat relevan, tetapi tidak bisa memutuskan yang mana yang akan dipakai. Saat diingatkan arbiter untuk bersegera memberikan jawaban, si mahasiswa menjelaskan sebagai berikut:

"Pertama-tama, ambillah barometer dan bawalah sampai ke atap pencakar langit. Lemparkan ke tanah, lalu ukurlah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tanah. Ketinggian bangunan bisa dihitung dari rumus H = 0.5x g x t kwadrat. Tetapi khan sayang barometernya jadi pecah."

"Atau, bila matahari sedang bersinar, anda bisa mengukur tinggi barometer, tegakkan di atas tanah, dan ukurlah panjang bayangannya. Setelah itu, ukurlah panjang bayangan pencakar langit, sehingga hanya perlu perhitungan aritmatika proporsional secara sederhana untuk menetapkan ketinggian pencakar langitnya."

"Tapi kalau anda betul-betul ingin jawaban ilmiah, anda bisa mengikat seutas tali pendek pada barometer dan menggoyangkannya seperti pendulum. Mula-mula lakukan itu di permukaan tanah lalu di atas pencakar langit. Ketinggian pencakar langit bisa dihitung atas dasar perbedaan kekuatan gravitasi T = 2 phi akar dari (l/g)."

"Atau kalau pencakar langitnya memiliki tangga darurat di bagian luar, akan mudah sekali untuk menaiki tangga, lalu menggunakan panjangnya barometer sebagai satuan ukuran pada dinding bangunan, sehingga tinggi pencakar langit = penjumlahan seluruh satuan barometernya pada dinding pencakar langit."

"Bila anda hanya ingin membosankan dan bersikap ortodoks, tentunya anda akan menggunakan barometer untuk mengukur tekanan udara pada atap pencakar langit dan di permukaan tanah, lalu mengkonversikan perbedaannya dari milibar ke satuan panjang untuk memperoleh ketinggian bangunan."

"Tetapi karena kita senantiasa ditekankan agar menggunakan kebebasan berpikir dan menerapkan metoda-metoda ilmiah, tentunya cara paling tepat adalah mengetuk pintu pengelola gedung dan mengatakan: 'Bila anda menginginkan barometer baru yang cantik ini, saya akan memberikannya pada anda jika anda memberitahukan kepada saya berapa ketinggian pencakar langit ini."

Melihat jawaban yang diberikan kepada arbiter, semua orang sadar bahwa mahasiswa ini tidak bodoh, tetapi pertanyaan penguji telah menggiringnya kearah jawaban yang tidak dikehendaki penguji.

Mahasiswa itu adalah Niels Bohr, warga Denmark genius yang kelak akan memenangkan hadiah Nobel untuk bidang Fisika.

Puisi cinta seorang ahli fisika


Semenjak bertemu denganmu, energi statik benih cintamu telah mengejutkan gaya pegas jantungku, sehingga jantungku berdetak tak beraturan bagaikan gelombang bunyi gendang yang tak beraturan saat aku berada beberapa meter darimu. Refleksi cahaya cintamu telah membunuh urat mataku sehinga membiaskan bayangan wajahmu yang selalu di otakku.

Pancaran Radiasi Pesonamu membuat otakku tidak bisa berpikir rasional, sehingga elektromagnet dalam hatiku terpengaruh gelombang magnet cintamu. Sejak Saat itu, atom-atom penyusun cinta ini kian mengumpul karena gaya listrik statik dan energi Potensial di hatiku.

Saat jauh darimu, partikel-partikel cintaku tidak bisa diam sehinga melakukan tumbukan-tumbukan lenting sempurna dan menghasilkan energi rindu dengan rumus E = MC2, yang mana M adalah Masa waktu dimana semakin lama semakin jauh darimu maka energi rinduku semakin bertambah besar. Sedangkan C adalah Cintaku padamu yang berbanding lurus dengan Energi rinduku.

Usaha untuk memberikan gaya lorenzt-ku padamu telah kuberikan dengan FL = i B Sin ØØ. Mudah-mudahan dengan penurunan rumus cintaku padamu dapat memahami pemuaian cintaku padamu dan peningkatan massa jenis cintaku agar tekanan cinta dalam hatiku bisa setimbang setelah bereaksi dengan cahaya cintamu. Dimana bila FL adalah gaya cintaku padamu akan berbanding lurus dengan i (arus listrik cintaku) dan B adalah besarnya medan magnet dalam hatiku dan arah sudut refleksi cinta dengan Sin.

I intensitas

L listrik O optik V kecepatan E energi

U usaha

Zayn Malik of One Direction












Poem 2

Aku rindu, saat dulu tawa menghiasi hari

Aku rindu, saat dulu senyum slalu ada ditiap waktu

Aku rindu, ketika dekapan hangat slalu ada saat sedih menghampiri

Aku rindu, ketika tiap malam slalu ada cerita untukku

Aku rindu, dulu saat aku masih kecil

Dulu saat aku tak mengerti banyk hal

Dulu ketika tiap hari terasa mnyenangkan

Dulu ketika tiap hari terasa tak ada kesedihan

Dulu... Dimasa yg telah berlalu

Kini... Dimasa yg sedang dijalani

Semua telah berbeda

Tawaku sekarang bukan yg sesungguhnya

Senyumku yg sekarang bukan dalam arti yg sebenarnya

Tangis menghampiriku tiap saat

Tiap haripula kurasakan sakit

Sakit yg begitu menyiksa hati

Sakit yg begitu menyakitkan diri

Takada lagi canda yg menemani hari

Kecewa slalu menghmpiri ditiap pagi

Mengingatkanku bahwa masa lalu hanyalah mimpi

Yang takkan mungkin bisa trjadi 2 kali

Usai sudah kisah indahku

Kisah kecil yg mmbahagiakanku

Akn selalu kuingat sampai akhir waktu

Poem

Aku rindu,

Pada masa lalu,


Dimana "tawa" msh mnjadi sahabat


Dimana "senyum" slalu mnjadi penyemangat


Disaat "marah" tak pernah ada


Disaat "tanggis" bkn hadir dlm arti sebenarnya


Ketika tiap hari terasa mmbahagiakan


Ketika tiap saat terasa menyenangkan


Diwaktu "sedih" tak pernah berkepanjangan


Diwaktu "kecewa" tak pernah menyentuh kehidupan


Tak pernah kupikirkan tentang bnyk hal


Hanya kupikirkan satu hal


Tentang cara tuk mmbuatku mnjadi lbh bhagia


Bukan ttg cara tuk mmbuatku mnjadi lbh sempurna